Dikusi Kelompok, Diskusi Dalam Proses Pembelajaran, Methode Diskusi Kelompok

/ On : 10:11 PM/ Terimakasih telah menyempatkan waktu untuk berkunjung di BLOG saya yang sederhana ini. Semoga memberikan manfaat meski tidak sebesar yang Anda harapakan. untuk itu, berikanlah kritik, saran dan masukan dengan memberikan komentar. Jika Anda ingin berdiskusi atau memiliki pertanyaan seputar artikel ini, silahkan Tinggalkan Comentar Anda.
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Untuk mencapai tujuan pendidikan, maka upaya peningkatan mutu pendidikan harus terus diupayakan baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat itu sendiri. Pemerintah sebagai pemegang otoritas harus terus berupaya meningkatkan pendidikan dengan mengadakan berbagai sarana, prasarana dan kepastian hukum peningkatan mutu pendidikan. Sedangkan masyarakat sebagai pelaksana sekaligus sebagai pemakai output pendidikan juga harus selektif terhadap pelayanan yang ada. Menurut E. Mulyana, ada tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia, yaitu: 1) sarana gedung, 2) buku yang berkualitas, 3) guru dan tenaga kependidikan yang profesional.
Menyadari akan pentingnya peranan guru, seorang guru sangatlah dituntut untuk memulai dari dirinya sendiri meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakoninya ke arah yang lebih berkualitas.
Maka bagi setiap orang yang terjun dalam profesi ini haruslah memiliki keahlian, pengetahuan, serta ketrampilan yang dibutuhkannya. Daradjat mengatakan bahwa sebagai guru haruslah menjaga hal sebagai berikut:
a.    Bahwa proses mengajar harus menyertai proses belajar.
b.    Bahwa mengajar tidak hanya terbatas pada pengetahuan atua penguasaan berbagai ilmu ketrampilan saja, tetapi sampai membina pengalaman.
c.    Menjaga tingkat kematangan anak didik.
d.    Menjaga keperluan dan bakat anak.
e.    Penentuan tujuan-tujuan pelajaran.
f.    Dorongan, penghargaan, dan imbalan memainkan peranan dalam menanamkan sifat-sifat yang terpuji dan menambah kemajuan anak didik.
g.    Menjadikan materi dan metode pengajaran berhubungan dengan kehidupan nyata
h.    Pekerjaan sekolah tidak dapat hidup kecuali guru menghindari perbuatan-perbuatan yang remeh.
i.    Haruslah situasi belajar menganddung kesemapatan luas bagi anak-anak untuk berperan dan ambil bagian secara aktif sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.
j.    Situasi belajar hendaknya diwarnai oleh suasana toleransi, kehangatan persaudaraan dan tolong-menolong (1980: 45-47).
Berdasarkan pemikiran dan permasalahan di atas, maka dalam karya ilmiah ini penulis mengambil judul: “Peningkatan Prestasi Biologi Menggunakan Metode Diskusi pada Siswa Kelas XI.IPA.1 SMA Negeri I Rogojampi Banyuwangi”.



B.    Rumusan Masalah
Permasalahan mendasar dalam penelitian ini adalah hampir sebagian besar siswa kelas XI.IPA.1 kurang mendalami pelajaran Biologi, padahal dalam metode Diskusi membutuhkan ketrampilan mengemukakan pendapat dan menyimpulkan. Untuk menunjang teori yang tidak kasat mata dan kasat mata secara operasional masalah dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 
a.    Apakah strategi penyampaian dan pengelolaan pembelajaran yang dikembangkan dapat melatih siswa kelas XI.IPA.1lebih memahami ilmu Biologi?
b.    Apakah strategi penyampaian dan pengelolaan pembelajaran yang dikembangkan dapat menimbulkan minat belajar siswa kelas XI.IPA.1?
c.    Apakah strategi penyampaian dan pengelolaan pembelajaran yang di kembangkan dapat menjadikan siswa terampil menuangkan ide?
C.    Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini menghasilkan metode pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan prestasi siswa kelas XI.IPA.1 yang selanjutnya disebut sebagai metode Diskusi. Metode Diskusi pada dasarnya tidak hanya terbatas dalam bidang Biologi saja. Namun penelitian ini hanya diterapkan pada Ilmu Biologi saja, khususnya siswa kelas XI.IPA..1 SMAN I Rogojampi Banyuwangi yang menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang standar kompetensinya mendemonstrasikan sikap ilmiah, kerja ilmiah dan berkomunikasi ilmiah, dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan Biologi. Sedangkan kompetensi dasarnya adalah merencanakan penyelidikan ilmiah dalam bidang ilmiah, melaksanakan penyelidikan ilmiah, mengkomunikasikan hasil penyelidikan, bersikap ilmiah yang dituangkan dalam bahasan ilmu Biologi peran dan fungsinya. Secara rinci tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a.    Strategi penyampaian dan pengelolaan pembelajaran Biologi yang dapat menumbuhkan kesadaran siswa kelas XI.IPA.1 tentang pentingnya memahami ilmu Biologi.
b.    Strategi penyampaian dan pengelolaan pembelajaran Biologi yang dapat menimbulkan minat belajar siswa kelas XI.IPA.1
c.    Strategi penyampaian dan pengelolaan pembelajaran yang dapat meningkatkat ketrampilan menuangkan ide.

D.    Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut.
1.    Manfaat praktis
a.    Bagi Penulis
Meningkatkan kemampuan dalam merancang dan mengefektifkan pembelajaran metode Diskusi di kelas.
b.    Bagi Siswa
Meningkatkan kemampuan melakukan Diskusi dalam proses belajar untuk meningkatkan prestasi.
c.    Bagi Teman Sejawat
Sebagai salah satu variasi model pembelajaran metode Diskusi.
2.    Manfaat Teoritis
Sumbangan pengembangan model pembelajaran metode Diskusi di kelas.

E.    Ruang lingkup Penelitian
Penelitian ini terbatas pada ruang lingkup sebagai berikut :
1.    Penelitian dilaksanakan di kelas XI.IPA.1 SMAN I ROGOJAMPI Banyuwangi semester 1 tahun pelajaran 2008–2009.
2.    Pembelajaran berfokus pada ketrampilan menggunakan metode Diskusi.

F.    Asumsi Penelitian
1.    Siswa kelas XI.IPA.1 SMA belum mempunyai pengetahuan ilmu Biologi yang luas.
2.    Melakukan metode Diskusi merupakan aktivitas produktif-kreatif dan fungsional bagi kehidupan siswa.
3.    Model pembelajaran metode Diskusi sebagai salah satu model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam ilmu Biologi.
G.    Definisi Istilah
Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap penelitian ini, perlu disajikan definisi beberapa istilah yang menjadi kata kuncinya. Istilah-istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1.    Metode Diskusi merupakan aktivitas belajar yang membutuhkan ketrampilan untuk mencapai hasil yang maksimal. Terlebih dahulu harus sedikit memahami materi pelajaran yang akan disajikan.
2.    Dalam metode Diskusi diperlukan ketrampilan khusus yang dapat dimiliki siswa dengan seringnya melaksanakan metode Diskusi.
3.    Model pembelajaran metode Diskusi adalah sebuah modal pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan aktif siswa secara kritis, kreatif dalam pembelajaran..
4.    Proses kegiatan adalah keterlibatan aktif siswa dalam keseluruhan prosedur kegiatan belajar mengajar melaksanakan metode Diskusi.












BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pembelajaran Biologi
Pengajaran Ilmu Biologi berpusat pada siswa memberi kebebasan agar siswa dapat memilih kegiatan yang dirasa perlu atas tanggung jawab sendiri. Belajar bebas mempunyai syarat-syarat yang harus dipenuhi, yakni:
a.    Adanya masalah: Suatu masalah yang menarik dan bermakna bagi siswa. Masalah itu harus real yang ada kaitannya dengan kehidupan siswa, sehingga ada hasrat untuk memecahkannya. Karena banyak siswa yang belajar tanpa mengetahui apa makna sebenarnya dari yang dipelajarinya. Siswa belajar karena hanya takut pada guru atau orang tua.
b.    Kepercayaan akan kesanggupan manusia: Sarat ini mengenai guru, guru harus yakin akan kesanggupan siswa untuk berbuat baik, belajar sendiri, dan bertanggung jawab atas perbuatannya. Biasanya guru kurang percaya pada siswa dan mengatur pelajaran dengan cermat. Untuk mengatasi hal ini, tujuan belajar dirumuskan secara spesifik. Kesulitan belajar diuraikan menjadi langkah-langkah yang mudah dipahami siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan dan kebebasan memilih sendiri cara belajarnya.
c.    Keterbukaan guru: Guru harus jujur menampakkan perasaan yang sebenarnya sebagai manusia, misalkan: suka, duka, marah dan gembira. Guru harus bertindak sebagai manusia terhadap manusia lainnya.
d.    Menghadapi murid: Guru harus menerima murid menurut kepribadian masing-masing, menghargai sifat mereka walaupun kadang menjengkelkan, menyenangkan. Perasaan negatif dipandang sebagai fase ke arah kelakuan yang positif (Nasution, 2003:85).
Pembelajaran Biologi lebih menyenangkan bagi siswa dengan belajar bebas, siswa dapat menentukan sendiri apa yang dipelajari, bagaimana mempelajarinya, tanpa diatur secara ketat oleh guru. Tak ada satu metode yang sesuai bagi semua siswa. Ada yang lebih suka belajar sendiri, ada yang senang mendengarkan penjelasan atau informasi melalui metode ceramah, ada yang lebih suka dengan metode diskusi. Untuk mempertinggi efektivitas proses belajar-mengajar, bentuk pengajaran yang digunakan dalam pelajaran Biologi, salah satunya adalah desain pembelajaran diskusi.

B.    Model Pembelajaran Desain Pembelajaran Diskusi
Pada akhir pembelajaran ini diadakan evaluasi yang berupa tes. Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi, yang bersifat resmi karena penuh dengan batasan-batasan yang mempunyai fungsi, yaitu untuk mengukur keberhasilan siswa.
Dengan hasi penilaian yang diperoleh, dapat diketahui siswa-siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan, mampu mengetahui siswa-siswa yang belum menguasai bahan. Dengan petunjuk hasil tes, guru dapat memusatkan perhatiannya kepada siswa yang belum berhasil, apalagi jika tahu akan sebab-sebabnya, guru akan memberikan perhatian yang memusat dan memberikan perlakuan yang lebih teliti sehingga keberhasilan selanjutnya dapat diharapkan. (Suharsimi, 2003:7)
Bagan 2.1 Prosedur Model Desain Pembelajaran Diskusi 
























C.    Indikator Keberhasilan Pembelajaran
Indikator keberhasilan peningkaatan prestasi dengan mengadakan diskusi  adalah sebagai berikut:
1.    Peningkatan Kemampuan Diskusi
Peningkatan kemampuan mengadakan diskusi merupakan ukuran keberhasilan dari pembelajaran yang dilaksanakan guru melalui pencapaian hasil belajar baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Indikator yang dijadikan ukuran adalah pada aspek keterampilan siswa melakukan diskusi, menyimpulkan hasil diskusi dan dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dengan benar.
2.    Efektivitas Proses Interaksi Belajar-mengajar
Efektivitas proses interaksi belajar-mengajar yang berfokus pada prosedur proses diskusi siswa selama pembelajaran berlangsung dari tahap pra diskusi, saat diskusi, hingga pasca diskusi.








BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal ini sesuai dengan karakteristik permasalahan dan tujuan penelitian yakni untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasi belajar Biologi menggunakan metode diskusi. McNiff (1992:4) juga menyatakan bahwa penlelitian tindakan adalah suatu strategi untuk meningkatkan pendidikan (pembelajaran) melalui perubahan dengan mendorong guru untuk menyadari dan kritis terhadap praktik mengajar mereka, dan siap terhadap perubahan.
Atur pelaksanaan PTK ini sebagai berikut: (1) refleksi awal, (2) perencanaan tindakan, (3) pelaksanaan tindakan dan pengamatan, dan (4) refleksi: Kegiatan PTK selengkapnya dipaparkan pada bagan 3.1.



Bagan 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas






























B.    Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI.IPA.1I.IPA.1. di SMA Negeri I Rogojampi Banyuwangi. Diambilnya tempat penelitian ini atas dasar pertimbangan bahwa (1) siswa di kelas ini mempunyai kemampuan belajar rata-rata kelas paralel dan mengalami kesulitan dalam belajar Biologi, (2) peneliti merupakan guru di kelas tersebut (mahasiswa PPL).

C.    Instrumen Penelitian
Dalam PTK, instrumen utama penelitian adalah peneliti. Hal itu sesuai dengan pendapat Bogdan dan Biklen (1982) bahwa peneliti adalah orang yang paling mengetahui seluruh data dan cara menyikapinya. Untuk mendukung dan melengkapi instrumen utama digunakan instrumen penunjang (Moleong, 1995).

D.    Jenis Data dan Analisisnya
Data yang diperoleh dari instrumen tersebut meliputi data proses dan hasil belajar. Data proses dan hasil belajar siswa dikelompokkan berdasarkan kelompok siswa dalam kelas yang telah dikelompokkan pula kedalam 3 kelompok, yaitu kelompok atas/ cepat 10 anak, kelompok tengah/ sedang 20 anak, dan kelompok bawah/ lambat 10 anak. Selanjutnya, dianalisis dengan teknik analisis data kualitatif. Data utama yang dianalisis adalah data verbal dari peneliti, yakni berupa deskripsi proses dan hasil belajar siswa. Data penunjang adalah data dari hasil observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. Langkah-langkah analisis data adalah menelaah seluruh data yang terkumpul dari keseluruhan instrumen, mereduksi data, dan menyimpulkan dan memverifikasi (Rofi’uddin, 1998:36).
Analisis data tersebut dengan menggunakan pedoman berikut:
1.    Pedoman Analisis Data Hasil Belajar
Pedoman analisis data hasil belajar siswa dengan menggunakan
Keterangan:
Skor masing-masing aspek dari indikator 0 – 3 (A=3, B=2, C=1, Biologi=0)
Nilai hasil belajar yang dicapai siswa dihitung dengan rumus:

Jumlah Skor yang dicapai siswa masing-masing aspek XI.IPA.1I.IPA.1 bobot
Jumlah Skor XI.IPA.1I.IPA.1 bobot maksimal


2.    Pedoman Analisis Data Proses Belajar
Penafsiran makna data dari penyimpulan hasil penelitian ditentukan dengan kriteria keberhasilan penelitian berikut:
1.    Hasil belajar siswa secara individual yang dinilai dari hasil tes sekurang-kurangnya mendapat nilai 60 atau pencapaian nilai dari masing-masing kelompok siswa (atas/ cepat, tengah/ sedang, dan bawah/ lambat) rata-rata sekurang-kurangnya 85 atau persentase pencapaiannya rata-rata 85%.
2.    Persentase keterlibatan aktif siswa dalam metode diskusi secara individual sekurang-kurangnya 70% atau persentase pencapaian dari masing-masing kelompok siswa (atas/ cepat, tengah/ sedang, dan bawah/ lambat) rata-rata sekurang-kurangnya 85%.
E.    Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan dua cara sebagaimana yang dikemukakan oleh Silverman (1995:156) berikut: Pertama, membandingkan jenis data yang berbeda, seperti data kualitatif dan data kuantitatif dan sumber data yang berbeda, seperti data hasil observasi dan tanya jawab untuk melihat apakah memiliki kecocokan antara data yang sama dengan data yang lain. Cara ini disebut dengan Triangulasi Data.
Kedua, mencocokkan kembali data yang yang diperoleh kepada subjek terteliti. Cara ini yang disebut Validitas responden. Kedua cara ini yang digunakan peneliti untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian. Selain itu, untuk menguatkan data penelitian ini, peneliti melakukan pemeriksaan silang dengan cara melakukan tukar pendapat dengan teman sejawat atau guru yang bertindak sebagai kolaborator, mengklarifikasikan kembali kepada subjek, meninjau ulang catatan lapangan, merenungkan kembali bagian-bagian fenomena penting selama tindakan, dan menyempurnakannya sehingga diperoleh data secara lengkap dan utuh.
F.    Prosedur dan Jadwal Kegiatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan secara bersiklus. Siklus yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah dua siklus. Siklus Pertama dilaksanakan empat kali pertemuan, tiap pertemuan 2 XI.IPA.1 45 menit. Siklus Kedua dilaksanakan dua kali pertemuan, tiap pertemuan 2 XI.IPA.1 45 menit. Prosedur masing-masing siklus terdiri atas (1) refleksi awal, (2) perencanaan tindakan, (3) pelaksanaan tindakan dan pengamatan, (4) refleksi. Deskripsi masing-masing siklus adalah sebagai berikut:


1.    Siklus 1
Untuk Siklus 1 dilakukan dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama adalah pengenalan tata cara diskusi, pembagian kelompok diskusi, pembagian lembar diskusi siswa, dan cara membuat laporan hasil diskusi. pertemuan selanjutnya, melakukan diskusi sesuai yang diinstruksikan dalam LDS. Oleh krena itu, metode diskusi yang dijadikan model dapat bersifat menstimulasi, bukan sebagai bentuk tetap yang dicontoh atau diikuti. Prosedur penelitian tindakan Siklus 1 ini adalah sebagai berikut:
a.    Refleksi Awal
Pada tahap ini permasalahan yang akan muncul adalah kesulitan siswa dalam belajar Biologi baik secara individual maupun kelompok. Penyebabnya adalah pembelajaran yang kurang proporsional, yaitu: (1) pembelajaran kurang panduan yang jelas, (2) pembelajaran Biologi kurang dalam pemahaman konsep, (3) asumsi guru belajar Biologi hanya diminati oleh siswa dengan kemampuan intelejensia menengah ke atas, (4) proses pembelajaran yang kurang menyenangkan bagi siswa, yakni guru menerangkan, kemudian siswa mengerjakan latihan soal.
b.    Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan untuk meningkatkan prestasi belajar Biologi melalui metode diskusi dengan cara menyusun skenario pembelajaran dan LDS.
c.    Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan sesuai dengan rencana. Pada Siklus 1, tekanan utamanya adalah pada pengenalan tata cara diskusi, pembagian kelompok diskusi, pembagian lembar diskusi siswa, dan cara membuat laporan hasil diskusi. pertemuan selanjutnya, melakukan diskusi sesuai yang diinstruksikan dalam LDS.
d.    Merefleksi
Pada tahap ini data yang diperoleh dari hasil diskusi, Lembar Diskusi Siswa digunakan sebagai bahan refleksi. Kegiatan refeleksi dilakukan dengan cara: (1) menganalisis data yang terkumpul dari hasil diskusi, catatan lapangan, dan dokumentasi hasil karya siswa berdasarkan pedoman analisis, (2) mendiskusikan atau membahas hasil analisis yang meliputi kesesuaian antara perencanaan dan tindakan, kendala, dan temuan lain selam pembelajaran, (3) menguraikan kendala yang ditemukan terkait dengan tindakan dan pemecahan dari efektivitas pencapaian perencanaan.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, digunakan sebagai bahan perbaikan dan penyempurnaan perencanaan tindakan Siklus 2.
2.    Siklus 2
Siklus 2 dilaksanakan melalui prosedur seperti pada Siklus 1 dengan fokus penyempurnaan atau perbaikan tindakan pada Siklus 1 yang belum terlaksana secara optimal atau belum berhasil. Penyempurnaan atau perbaikan pada Siklus 2 ini adalah: (1) Tahap Pra Diskusi, yakni kegiatan perbaikan dilakukan secara individual, bukan berkelompok seperti pada Siklus 1, (2) Tahap Pasca Diskusi, yakni kegiatan membuat laporan hasil diskusi dan menjawab pertanyaan sehingga semua siswa dapat memahami materi yang didiskusikan



















BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B.    Hasil Penelitian
Pembelajaran pada Siklus 1 dilaksanakan selama 8 kali pertemuan, sedangkan Siklus 4 dilaksanakan selama 4 kali pertemuan. Setiap jam pelajaran 45 menit. Pembelajaran dari kedua pertemuan itu adalah pengenalan tata cara diskusi, pembagian kelompok diskusi, pembagian lembar diskusi siswa, dan cara membuat laporan hasil diskusi
Tujuan yang dikembangkan berdasarkan tujuan pembelajaran umum. Yakni siswa mampu melaksanakan diskusi dengan lancar, memahami materi diskusi, menjawab semua pertanyaan tentang materi diskusi, dan dapat membuat laporan diskusi. Siswa semakin memahami materi pelajaran Biologi dari hasil diskusinya. Dari tujuan tersebut, tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai adalah: (1) siswa dapat melaksanakan diskusi dengan lancar, (2) siswa dapat lebih memahami materi sehingga akan meningkatkan prestasi belajarnya.
Pada Siklus 1, pertemuan pertama dijadikan dasar pembelajaran Biologi dengan pengenalan tata cara diskusi, pembagian kelompok diskusi, pembagian lembar diskusi siswa, dan cara membuat laporan hasil diskusi. Pertemuan selanjutnya adalah melakukan diskusi seperti yang diinstruksikan pada LDS.
Pada Siklus 2, pertemuan pertama dan kedua mengulang diskusi yang dilakukan pada Siklus 1 dengan harapan siswa lebih memahami apa yang seharusnya dijadikan dasar dalam belajar Biologi.
Pelaksanaan pembelajaran melalui tahapan proses dalam perencanaan tindakan menunjukkan bahwa siswa mampu melaksanakan diskusi dengan baik. Kemampuan tersebut tampak pada hasil belajar siswa sebagai efek dari keterlibatan aktif dalam proses diskusi. Pada Siklus 1 pada tahap pra diskusi (1) siswa mampu memahami tata cara diskusi dalam kelompoknya, (2) mencermati pertanyaan yang disajikan pada LDS, (3) siswa dapat membuat laporan hasil diskusi dengan baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegiatan pra diskusi tersebut sangat dibutuhkan untuk melatih keterampilan siswa.
1.    Hasil Belajar
Penliaian atas hasil belajar siswa sebagai wujud peningkatan dari penggunaan Metode Diskusi pada pembelajaran Biologi.
2.    Proses Belajar
Penilaian atas proses belajar siswa berdasarkan keseluruhan prosedur proses yang terancang dalam model pembelajaran desain pembelajaran diskusi setelah diimplementasikan menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan ini berupa frekuensi keterlibatan aktif siswa dalam melakukan diskusi, tahap pra diskusi, saat melakukan diskusi, hingga pasca diskusi.
Frekuensi keterlibatan aktif siswa tersebut pada tahap pra diskusi meliputi aktivitas (1) mendengarkan penjelasan guru dan bertanya tentang tata cara diskusi, (2) membentuk kelompok diskusi, (3) pemahaman pertannyaan pada lembar diskusi siswa, (4) mendengarkan penjelasan guru tentang pembuatan laporan hasil diskusi.
Tahap saat melaksanakan diskusi meliputi aktivitas (1) menyiapkan materi yang akan didiskusikan, (2) membaca ulang setiap langkah diskusi pada LDS, (3) melakukan diskusi sesuai dengan tata cara diskusi dari LDS, (4) menjawab pertanyaan yang ada pada LDS, (5) mencatat semua hasil diskusi.
Tahap pasca diskusi yaitu mendiskusikan dalam tiap kelompok, kemudian guru mengalihkan dalam diskusi yang melibatkan semua siswa. Menjawab pertanyaan dalam LDS, hingga membuat kesimpulan yang benar dari diskusi yang dilakukan.
C.    Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa keberhasilan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar Biologi menggunakan Desain Pembelajaran Diskusi, peningkatannya signifikan.
Peningkatan prestasi belajar yang diwujudkan dengan pencapaian hasil belajar siswa rata-rata nilai yang diperoleh yaitu pada Siklus 1 Siswa Kelompok Cepat, Siklus 1 Pertemuan 1 adalah 82,0. Siklus 1 Pertemuan 2 adalah 85,0. Siklus 1 Pertemuan 3 adalah 81,5. Siklus 1 Pertemuan 4 adalah 82,0. Sedangkan Siklus 2 Pertemuan 1adalah 85,0. Siklus 2 Pertemuan 2 adalah 88,5.
Pencapaian hasil belajar siswa rata-rata nilai yang diperoleh pada Siklus 1 Siswa Kelompok Sedang, Siklus 1 Pertemuan 1 adalah 72,0. Siklus 1 Pertemuan 2 adalah 73,5. Siklus 1 Pertemuan 3 adalah 75,0. Siklus 1 Pertemuan 4 adalah 70,5. Sedangkan Siklus 2 Pertemuan 1adalah 75,5. Siklus 2 Pertemuan 2 adalah 78,5.
Pencapaian hasil belajar siswa rata-rata nilai yang diperoleh pada Siklus 1 Siswa Kelompok Lambat, Siklus 1 Pertemuan 1 adalah 50,5. Siklus 1 Pertemuan 2 adalah 55,0. Siklus 1 Pertemuan 3 adalah 53,5. Siklus 1 Pertemuan 4 adalah 56,0. Sedangkan Siklus 2 Pertemuan 1adalah 58,5. Siklus 2 Pertemuan 2 adalah 60,5.
Berdasarkan pencapaian di atas, bahwa peningkatan rata-rata nilai hasil belajar dari Siklus 1 ke Siklus 2 untuk Siswa Kelompok Cepat adalah 4,1. Peningkatan rata-rata nilai hasil belajar dari Siklus 1 ke Siklus 2 untuk Siswa Kelompok Sedang 4,3. Sedangkan peningkatan rata-rata nilai hasil belajar dari Siklus 1 ke Siklus 2 untuk Siswa Kelompok Lambat adalah 5,8.
Persentase pencapaian rata-rata proses belajar dari prosedur pembelajaran yang dilakukan siswa terteliti untuk meningkatkan kemampuan belajar melalui desain pembelajaran diskusi, yaitu pada Siklus 1 Siswa Kelompok Cepat, Siklus 1 Pertemuan 1 adalah 82,0%. Siklus 1 Pertemuan 2 adalah 85,0%. Siklus 1 Pertemuan 3 adalah 81,5%. Siklus 1 Pertemuan 4 adalah 82,0%. Sedangkan Siklus 2 Pertemuan 1adalah 85,0%. Siklus 2 Pertemuan 2 adalah 88,5%.
Pada Siklus 1 Siswa Kelompok Sedang Pertemuan 1 adalah 91,0%. Siklus 1 Pertemuan 2 adalah 92,8%. Siklus 1 Pertemuan 3 adalah 90,9%. Siklus 1 Pertemuan 4 adalah 91,3%. Sedangkan Siklus 2 Pertemuan 1 adalah 96,2%. Siklus 2 Pertemuan 2 adalah 95,8%.
Pada Siklus 1 Siswa Kelompok Lambat, Siklus 1 Pertemuan 1 adalah 63,1%. Siklus 1 Pertemuan 2 adalah 68,8%. Siklus 1 Pertemuan 3 adalah 66,8%. Siklus 1 Pertemuan 4 adalah 70,0%. Sedangkan Siklus 2 Pertemuan 1 adalah 73,1%. Siklus 2 Pertemuan 2 adalah 75,6%.
Berdasarkan pencapaian di atas, bahwa peningkatan rata-rata persentase pencapaian prosedur proses belajar siswa dari Siklus 1 ke Siklus 2 untuk Siswa Kelompok Cepat adalah 4,1. Peningkatan rata-rata nilai hasil belajar dari Siklus 1 ke Siklus 2 untuk Siswa Kelompok Sedang 4,3. Sedangkan peningkatan rata-rata nilai hasil belajar dari Siklus 1 ke Siklus 2 untuk Siswa Kelompok Lambat adalah 7,2.
Peningkatan tersebut sebagai efek dari proses belajar siswa yang dikelola dengan baik melalui desain pembelajaran diskusi yang diimplementasikan.

 BAB V
PENUTUP

D.    Simpulan
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, secara umum dapat disimpulkan bahwa melalui desain pembelajaran diskusi, kemampuan siswa dalam belajar Biologi meningkat. Secara khusus dapat disimpulkan:
1.    Peningkatan proses belajar siswa tampak pada aktivitas siswa dalam keterlibatan aktif pada tahap pembelajaran pra diskusi, saat diskusi, hingga pasca diskusi. Aktivitas tahap pra diskusi meliputi (1) membagi siswa dalam kelompok diskusi, (2) menjelaskan tata cara diskusi, (3) bertanya jawab tentang diskusi yang akan dilakukan. Aktivitas saat melakukan diskusi adalah (1) membimbing dan mengarahkan siswa sesuai dengan materi diskusi yang terdapat dalam LDS, (2) mengamati hasil diskusi, (3) meminta siswa menunjukkan hasil diskusi. Aktivitas tahap pasca diskusi adalah pembuatan kesimpulan hasil diskusi dan menjawab pertanyaan.
2.    Peningkatan hasil belajar siswa tampak pada hasil laporan kegiatan, menjawab pertanyaan dari LDS, dan prestasi belajar pada saat ulangan. Dari peningkatan prestasi belajar siswa, bahwa Desain Pembelajaran Diskusi sangat menunjang untuk meningkatkan motivasi siswa untuk mempelajari Ilmu Biologi. Dengan Desain Pembelajaran Diskusi, pelajaran Biologi dapat lebih mudah dipahami.

E.    Saran
1.    Kepada guru Biologi yang ingin meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam bidang Biologi, jika latar atau konteks siswanya sama dengan kondisi siswa terteliti, disarankan menggunakan Desain Pembelajaran Diskusi.
2.    Kepada guru Biologi disarankan agar dalam pembelajaran Biologi menekankan keterlibatan siswa secara aktif pada diskusi mulai dari pra diskusi, saat melakukan diskusi, hingga pasca diskusi.
3.    Kepada Kepala Sekolah, disarankan agar dapat memfasilitasi model pembelajaran ini sesuai dengan signifikansi hasil penelitian yang telah dilakukan melalui MGMP sejenis di sekolah.
4.    Bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian sejenis atau lanjutan, disarankan agar dapat melengkapi kekurangan dari peneliti ini, yaitu dengan melengkapi media pembelajaran atau sumber bahan belajar yang lebih lengkap.


 DAFTAR RUJUKAN


Arikunto, Suharsimi. 1993. Menejemen Pengajaran Secara Manusiwi, Jakarta: PT. Rieneka Cipta.
Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penliaian Mata Pelajaran Biologi. Jakarta: Depdiknas.
McNiff. 1992. Action Research: Principles and Practice. New York: Chapman and Hall Inc.
Moleong, L.J. 1995. Metodologi Penelitan Kualitatif. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.
Nasution. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: P.T. Bumi Aksara.
Rofi’uddin, A. Model Pendidikan Berpikir Kritis-Kreatif untuk Siswa Sekolah Dasar. Malang: Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.
Silverman, D. 1995. Interpreting Qualitative Data: Methods for Analysing Talk, TeXI.IPA.1t, and Interaction. London: Sage Publication Ltd

0 komentar:

Post a Comment

Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net
 
Copyright © 2015. Literatur Karya Ilmiah . N-A Shop.com
popok cuci ulang | popok cuci ulang | menstrualpad | Biohikmah | clodi banyuwangi| menspad | celana plastik | cloth diapers
Distributor Clodi 2015 Clodi murahCelana Lampin