Karya Ilmiah, Makalah, Tugas Harian, Penelitian Tindakan Kelas, PTK,Skripsi, Tesis, Desertasi, Hasil Belajar

/ On : 5:57 AM/ Terimakasih telah menyempatkan waktu untuk berkunjung di BLOG saya yang sederhana ini. Semoga memberikan manfaat meski tidak sebesar yang Anda harapakan. untuk itu, berikanlah kritik, saran dan masukan dengan memberikan komentar. Jika Anda ingin berdiskusi atau memiliki pertanyaan seputar artikel ini, silahkan Tinggalkan Comentar Anda.
 Oleh: literaturkarya.blogspot.com
Hasil Belajar
          Hasil belajar adalah nilai yang didapat oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran   dan evaluasi berupa tes, yang didalamnya mencakup:                                                                                                    
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                       
a. Kognitif
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi. Masalah afektif dirasakan penting oleh semua orang, namun implementasinya masih kurang. Hal ini disebabkan merancang pencapaian tujuan pembelajaran afektif tidak semudah seperti pembelajaran kognitif dan psikomotor. Satuan pendidikan harus merancang kegiatan pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran afektif dapat dicapai.
Dalam aspek ini ada 6 hal yang harus di perhatikan antara lain:
1)      Pengetahuan (Knowledge), Kemampuan mengingat (misalnya: nama ibu kota, rumus).
2)      Pemahaman (Comprehension), Kemampuan memahami (misalnya: menyimpulkan suatu paragraf).
3)      Penerapan(Application), Kemampuan Penerapan (Misalnya: menggunakan suatu informasi/ pengetahuan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah). 
4)      Analisis (Analysis), Kemampuan menganalisis suatu informasi yang luas menjadi bagian-bagian kecil (Misalnya: menganalisis bentuk, jenis atau arti suatu puisi).
5)      Sintesis (Synthesis), Kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi suatu kesimpulan (misalnya: memformulasikan hasil penelitian di laboratorium).
6)      Penilaian (Evaluation). Kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap situasi, nilai atau ide.
Sudijono (2008:49).
b. Afektif
            Menurut Anas (2008) dalam pengantar evaluasi pendidikan disebutkan 5 indikator dalam ranah afektif, yaitu:
1). Menerima (receiving) termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, respon, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar
2).  Menanggapi (responding): reaksi yang diberikan: ketepatan reaksi, perasaan kepuasan dll
3).  Menilai (evaluating): kesadaran menerima norma, sistem nilai dll
4).  Mengorganisasi (organization): pengembangan norma dan nilai dalam organisasi sistem nilai
5).  Membentuk watak (Characterization): sistem nilai yang terbentuk mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku.
Sudijono (2008:54).
c. Psikomotorik
Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat dan lain sebagainya.
Aspek penilaian psikomotor terdiri dari:
–    Meniru (perception)
–    Menyusun (manipulating)
–    Melakukan dengan prosedur (precision)
–    Melakukan dengan baik dan tepat (articulation)
–    Melakukan tindakan secara alami (naturalization)
Sudijono (2008:57).
2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Sebenarnya faktor-faktor yang mempengruhi proses dan hasil belajar itu banyak sekali. Pendidik diharapkan mengetahui ini, untuk kemudian mengatur kegiatan pembelajaran agar faktor-faktor itu menguntungkan proses hasil belajar. Menurut Djamarah (2008:175) faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar menjadi empat kelompok, yaitu:
a.       Faktor-faktor lingkungan
Faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:
1)      Lingkungan alami: seperti keadaan suhu dan kelembapan udara berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Belajar pada keadaan udara yang segar akan lebih baik hasilnya dari pada belajar dalam keadaan udara yang panas dan pengap.
2). Lingkungan sosial, baik berwujud manusia dan representatifnya (wakilnya), maupun yang berwujud hal-hal lain, langsung berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Seseorang yang sedang belajar memecahkan soal akan terganggu, bila orang lain mondar-mandir disekitarnya, keluar-masuk kamarnya, atau bercakap-cakap didekat tempat belajar itu. Representatif manusia seperti potret, tulisan, dan rekaman suara juga berpengaruh.
b.      Faktor instrumentasi
Faktor instrumentasi adalah faktor yang adanya dan penggunaanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah dirancang pula. Faktor tersebut antara lain:
1.      Kurikulum
Kurikulum merupakan a plan for learning yang merupakan unsur subtansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum kegiatan belajar-mengajar tidak dapat berlangsung, sebab kurikulum merupakan perencaan awal dari seorang pendidik dan lembaga pendidikan sebelum masuk ke dalam kelas dan bertatap muka dengan peserta didik dalam proses pembelajaran.
2.      Program
Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Program pendidikan disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan disekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah tersebut.
3.      Sarana dan Fasilitas
Sarana dan fasilitas mempunyai arti dalam pendidikan. Sarana biasanya identik dengan ketersedianya gedung atau bangunan sekolah misalnya kelas, kantor, kamar mandi. Sedangkan fasilitas adalah penunjang dari sarana seperti buku, media pembelajaran, perpustakaan, laboratorium, dan lain sebagainya.
4.      Guru
Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru mutlak di perlukan didalam pembelajaran. Kalau hanya ada anak didik, tetapi guru tidak ada, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah.
c.   Kondisi fisiologis
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berbeda belajarnya dengan orang dalam kondisi lelah. Anak-anak yang kurang gizi, ternyata kemampuan belajarnya dibawah anak-anak yang cukup gizi. Disamping kondisi fisiologis umum ini, hal yang tak kalah pentingnya adalah kondisi panca indra, terutama penglihatan dan pendengaran. Sebagian besar manusia mempelajari sesuatu dengan menggunakan penglihatanya dan pendengarannya.
b.      Kondisi psikologis
Semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja berpengaruh terhadap proses belajar yang juga bersifat psikologis itu, beberapa faktor psikologis yang utama akan dikemukakan disini secara singkat, yaitu:
1)      Minat
Bahwa niat atau minat mempengaruhi proses dan hasil belajar, tidak usah dipertanyakan lagi. Kalau seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu, maka tidak dapat diharapkan akan berhasil dengan baik mempelajari hal itu. Sebaiknya kalau seseorang mempelajari seseuatu dengan minat, maka dapat diharapkan bahwa hasilnya akan lebih baik. Karena itu persoalan yang biasa timbul adalah bagaimana mengusahakan agar hal yang disajikan sebagai pengalaman belajar itu menarik minat atau bagaimana caranya menentukan agar pelajar mengenali hal-hal yang menarik mereka.
2)      Kecerdasan
Telah menjadi hal yang cukup populer bahwa kecerdasan besar perananya dalam berhasil atau tidaknya seseorang untuk mengikuti program pendidikan orang yang lebih mampu belajar dari pada orang yang tidak mampu. Hasil pengukur kecerdasan biasanya dinyatakan dalam angka yang menunjukkan perbandingan kecerdasan, yang dikenal dengan test IQ.
3)      Bakat
Disamping intelegensi, bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Hampir tidak ada orang yang membantah, bahwa belajar dalam bidang yang sesuai dengan bakat seseorang, memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha. Tetapi banyak sekali hal-hal yang menghalangi untuk terciptanya kondisi yang sangat diinginkan oleh setiap orang. Dan pembatas terbesar di Indinesia adalah belum adanya tes bakat atau alat pengukur yang benar-benar dapat diandalkan. Memang dewasa ini banyak dilaksanakan usaha-usaha untuk mengembangkan tes bakat itu, namun kiranya masih diperlukan waktu agak lama untuk tersusunnya tes bakat yang benar-benar dapat diandalkan dan dapat dipergunakan.
4)      Motivasi
Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melaksanakan sesuatu. Jadi motovasi untuk belajar adalah psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Penemuan-penemuan penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar bertambah. Maka pada umumnya persoalan mengenai kaitan motivasi itu dengan belajar, bagaimana belajar, bagaimana mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan agar hasil belajar dapat optimal.
5)      Kemampuan kognitif
Walaupun diakui bahwa tujuan pendidikan dan tujuan belajar itu ada tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor, namun sudah sejak lama ternyata pada umumnya orang sangat mengutamakan aspek kognitif, bahkan kadang-kadang terdapat praktek-praktek yang menunjukkan seakan aspek kognitif sajalah yang perlu dikembangkan.
Karena itu kemampuan-kemampuan kognitif akan merupakan faktor yang penting dalam belajar siswa. Kemampuan seseorang pada kemampuan kognitif itu terutama pada persepsi, ingatan dan berfikir. Kemampuan seseorang dalam melakukan persepsi, dalam mengingat dalam berfikir besar pengaruhnya terhadap belajarnya.
Setelah kita ketahui tentang faktor-faktor yaitu pengaruh proses dan hasil belajar, maka hal yang penting untuk dilakukan adalah mengatur faktor-faktor tersebut mempunyai pengaruh yang membantunya tercapainya hasil belajar yang optimal.

0 komentar:

Post a Comment

Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net
 
Copyright © 2015. Literatur Karya Ilmiah . N-A Shop.com
popok cuci ulang | popok cuci ulang | menstrualpad | Biohikmah | clodi banyuwangi| menspad | celana plastik | cloth diapers
Distributor Clodi 2015 Clodi murahCelana Lampin