MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KORAN DALAM PELAJARAN FIQIH DI MI

/ On : 1:32 AM/ Terimakasih telah menyempatkan waktu untuk berkunjung di BLOG saya yang sederhana ini. Semoga memberikan manfaat meski tidak sebesar yang Anda harapakan. untuk itu, berikanlah kritik, saran dan masukan dengan memberikan komentar. Jika Anda ingin berdiskusi atau memiliki pertanyaan seputar artikel ini, silahkan Tinggalkan Comentar Anda.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran Fiqih sebenarnya adalah mata pelajaran yang penting. Pelajaran ini penting karena beberapa hal, antara lain: (1). FIQIH merupakan pelajaran yang memberikan muatan Iman dan Taqwa kepada Allah sebagai tujuan utama dalam kehidupan sebagai manusia. (2). FIQIH menjadi syarat kenaikan dan kelulusan siswa. Artinya jika siswa memperoleh nilai dibawah syarat yang ditetapkan maka tidak dapat naik atau lulus. (3). FIQIH ditempatkan sebagai pelajaran yang diharapkan memberikan kontribusi moral kepada siswa dalam pengertian bahwa dengan pendidikan agama, moralitas siswa menjadi seperti yang diharapkan. Namun demikian realitasnya tidaklah demikian.

Mata pelajaran FIQIH di MI Miftahul Ulum Buluagung justru menghadapi permasalahan yang cukup serius. Beberapa permasalahan dalam pembelajaran FIQIH itu antara lain : Pertama : Pembelajaran FIQIH kurang menarik minat siswa, hal ini ditunjukan dengan sikap siswa yang pasif, menjadi pendengar dan kurang terjadi umpan balik atas materi yang telah disamFiqihkan oleh guru. Sebenarnya sikap siswa yang demikian juga disadari oleh penulis sebagai guru FIQIH. Sikap siswa yang demikian disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan kurang fariatif, cenderung monoton dan mengandalkan metode ceramah. Sehingga siswa hanya menjadi pendengar saja. Media dan sumber belajar FIQIH yang relatif kurang sehingga beberapa materi pembelajaran yang mestinya menarik jika memakai media, justru menjadi membosankan karena hanya berisi dongeng dongeng saja. Jadi siswa tidak dapat disalahkan dalam hal ini.

Kedua: Waktu pembelajaran yang hanya 2 jam per minggu atau 2 x 45 menit per tatap muka menyebabkan materi pembelajaran tidak dapat diselesaikan dengan optimal. Materi ini harus dituntaskan dalam waktu yang terbatas. Padahal aspek utama pembelajaran pendidikan agama adalah aspek efektif. Pada pembelajaran dengan aspek ini, guru dituntut dapat menanamkan nilai-nilai agama pada siswa, memantau pelaksanaan ibadah amaliyahnya dan mengevaluasi kesadaran beragamanya. Guru juga harus tahu apakah materi yang telah diterima siswa dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari atau belum. Muatan aspek efektif yang begitu rupa, tentu belumlah cukup kalau hanya diberikan dalam dua jam tatap muka setiap minggu.

Dari latar belakang masalah diatas maka penulis berusaha untuk menemukan jalan keluarnya melalui pendekatan pembelajaran dengan model kontekstual. Model kontekstual yang mengedepankan pembelajaran dengan masalah masalah akurat yang terjadi di masyakat dan lingkungan siswa. Dengan model kontekstual ini diharapkan mampu meningkatkan minat siswa, yang selanjutnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam. Adapun media yang dipakai dalam model ini adalah koran atau surat kabar. Dipilihya surat kabar sebagai media, karena media ini dapat dengan mudah diperoleh, mudah dibawa ke sekolah dan harganya terjangkau.

Untuk menguji efektifitas penggunaan media ini penulis menggunakan PTK atau Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research ). Dengan penggunaaan PTK ini guru telibat langsung dalam proses perencanaan, pengorganisasian kelas, melakukan pengamatan terhadap penggunaan media dan selanjutnya dapat memperbaiki proses embelajaran selanjutnya.

B. Identifikasi Masalah

Metode penyampaihan mata pelajaran Fiqih yang selama ini banyak dilakukan oleh guru cenderung monoton dan konvensional. Guru-guru agama pada umumnya menyampaikan pelajaran dengan ceramah saja sehingga siswa menjadi jenuh, bosan dan tidak kreatif. Memang tidak semua ceramah membosankan. Jika penceramah memiliki kemamuan orasi yang baik, maka dapat juga menarik perhatian siswa. Namun demikian penggunaan metode ceramah yang terus menerus akan memilki banyak kelemahan. Seperti siswa menjqadi pasif, pembelajaran terlalu berpusat ada guru, sulit mengukur tingkat pemahaman siswa dan tidak semua materi dapat disamFiqihkan dengan ceramah.

Untuk mengatasi kejenuhan tersebut, guru perlu mencari model-model pembelajaran kontekstual yang kreatif, rekreatif dan inovatif. Salah satunya melalui media koran. Untuk itu diperlukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan PTK pelaksanaan pembelajaran dapat diteliti, disempurnakan, ditingkatkan dan dapat dievaluasi hasilnya.

Model pembelajaran kontekstual yang digunakan dalam pembelajaran ini diharapkan merubah suasana belajar yang berpusat kepada guru menjadi berpusat kepada murid. Sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik, membangkitkan gairah untuk mencari, menemukan dan memecahkan masalah secara bersama- sama.

Melalui media koran sebagai media pembelajaran siswa dapat memanfaatkan waktu di rumah untuk mencari informasi yang cocok pada koran atau surat kabar yang berkaiatan dengan materi pembelajaran yang sedang dibahas. Sehingga pembelajaran agama terjadi pula diluar kelas, selanjutnya didalam kelas hasil belajarnya dikomunikasikan dengan teman satu kelompok maupun kelompok lainnya. Sehingga kegiatan ini menambah wawasan, minat dan kerjasama antar siswa. Guru agama islam hanya menjadi fasilitator dan narasumber dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Dengan demikian maka masalah yang didentifikasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bagaimana agar guru dapat meningkatkan prestasi belajar siswa melalui model pembelajaran kontekstual dengan menggunakan media koran.

C. Batasan dan Rumusan Masalah.

Masalah dalam PTK ini adalah nilai siswa yang masih rendah dalam pelajaran FIQIH sehingga perlu ditingkatkan khusunya materi Nikah pada kelas VI semester kedua tahun pelajaran 2007/2008.

Adapun rumusan masalah yang akan diuji melalui penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Apakah melalui model pembelajaran kontekstual dengan media koran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Fiqih?

2. Bagaimanakah cara menerapkan model pembelajaran kontekstual dengan media koran agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa ?

D. Tujuan Penelitian.

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran Fiqihdengan menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan media koran.

2. Meningkatkan proses belajar yang ada awalnya kurang menarik minat siswa menjadi lebih menarik sehingga meningkatkan minat belajar siswa.

E. Hipotesa Tindakan.

1. Prestasi belajar akan meningkat dengan penggunaan model pembelajaran kontekstual dengan media koran.

2. Aktivitas siswa akan meningkat dan kegiatan belajar akan lebih menarik dengan model pembelajaran kontekstual dengan media koran.

F. Manfaat Penelitian.

Manfaat penelitian ini bagi pengelolaan pembelajaran Fiqih, yaitu :

1. Menjadi contoh model pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan proses belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih.

2. Menjadi salah satu contoh model penggunaan media kreatif yang mudah didapat, murah harganya dan dapat dengan mudah dilakukan oleh siswa.

3. Mendorong minat para guru untuk terus melakukan penelitian dalam upaya meningkatkan roses dan mutu pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan secara umum.


BAB II

clip_image001KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PTK atau classroom action research adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya atau disekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktek pembelajaran. Mc.Niff ( 1992:1) dalam Suyanto (1998:2 ) menjelaskan bahwa PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pegembangan keahian mengajar dan sebagainya. Dalam PTK guru dapat meneliti sendiri praktek pembelajaran yang ia lakukan di kelasnya, memperbaiki proses, dan memperbaiki interaksi pembelajaran di kelas ataupun diluar kelas. Dengan demikian maka PTK akan daat memperbaiki pembelajaran menjadi lebih efektif.

Selain itu tujuan dari PTK untuk memperbaiki pembelajaran secara berkesinambungan sehinga meningkatkan mutu hasil intruksional, mengembangkan ketrampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya penelitian dikalangan guru.

PTK menggambarkan sebagai suatu proses yang dinamis meliputi aspek perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang merupakan langkah berurutan dalam satu siklus atau daur yang berhubungan dengan

siklus berikutnya. Bagan pelaksanaan PTK digambarkan dalam bentuk spiral tindakan (adaptasi hopkins, 1993) sebagai berikut :

clip_image003

B. Model Pembelajaran Kontekstual.

E. Mulyasa (2005:102) dalam Buku Menjadi Guru Profesional menjelaskan bahwa: Model pendekatan pembelajaran Kontekstual atau Contekstual Teaching and Learning atau sering disingkat CTL adalah model pembelajaran berbasis kompetensi yang dapat digunakan untuk mengefektifkan dan menyukseskan implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) 2004.

CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan siswa secara nyata, sehingga siswa mampu menerapkan dan menghubungan peristiwa belajar dengan kehiduan sehari hari . Melalui proses penerapan kompetensi dalam kehidupan sehari hari, siswa akan merasakan pentingnya belajar, dan akan memperoleh makna yang mendalam terhadap materi yang dipelajarinya.

Nurhadi (2002:4 dalam E.Mulyasa : 2005 : 103) mengemukakan pentingnya lingkungan belajar dalam pembelajaran kontekstual sebagai berikut:

a. Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Dari “guru akting di depan kelas, siswa menonton” ke “ Siswa aktif bekerja dan berkarya,guru mengarahkan”.

b. Pembelajaran harus berpusat pada “ bagaimana cara “ siswa menggunakan pengetahuan baru mereka. Strategi belajar lebih dipentingkan dibandingkan hasilnya.

c. Umpan balik sangat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian yang benar.

d. Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting.

Dari uraian diatas dapatlah diketahui bahwa pembelajaran kontekstual diperlukan dalam rangka menumbuhkan proses belajar yang menyenangkan bagi siswa, menarik untuk beraktifitas dan berkreasi, bekerja dalam kelompok dan sebagainya sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan.

C. Fiqih

Pengertian Ilmu Fiqih, seperti dijelaskan pada karakteristik mata pelajaran FIQIH dalam pengembangan silabus dan sistem penilaian mata pelajaran FIQIH dijelaskan sebagai berikut :

1. Secara umum FIQIH merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran dasar agama Islam yaitu Al – Qur’an dan Al – Hadist

2. Prinsip-prinsip dasar FIQIH tertuang dalam kerangka dasar ajaran Islam yaitu Akidah, Syariah dan Ahklak.

3. Mata pelajaran FIQIH tidak hanya mengantarkan peserta didik untuk menguasai berbagai ajaran Islam, tetapi yang terpenting adalah bagaimana peserta didik dapat mengamalkan ajaran-ajaran itu dalam kehidupan sehari-hari.

4. Tujuan diberikan mata pelajaran FIQIH adalah untuk membentuk peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, memiliki pengetahuan yang luas tentang Islam dan beraklaqul karimah.

5. Tujuan akhir dari pelajaran FIQIH di SMP adalah terbentuknya peserta didik yang memiliki aklak mulia (2001 ; 2)

Tentang struktur keilmuan mata pelajaran FIQIH dapat dilihat pada gambar berikut :

clip_image004

Dari gambar pada skema diatas diketahui bahwa Fiqihmendidik siswa melaksanakan ajaran Islam dengan benar meliputi aqidah, syariah dan akhlak yang bersumber dari Al Qur’an , Hadits dan Ijtihad. Dengan demikian pendidikan agama bukan hanya menekankan aspek kognitif saja, tetapi juga asek psikomotorik dan aspek afektif.

D. Media Pembelajaran.

Media pendidikan adalah alat atau bahan yang digunakan dalam proses pengajaran atau pembelajaran (2001 ; 76). Media pembelajaran dibedakan atas media fisual, audio dan audiovisual. Media fisual adalah media yang dapat dilihat atau dipandang seperti gambar, foto, poster dan sejenisnya. Media audio adalah media pembelajaran yang dapat didengarkan seperti radio dan tape recorder.Sedangkan media audio visual adalah media pembelajaran yang dapat berwujud dapat dilihat dan daat didengar, seperti TV, VCD,Video, LCD dan Komputer yang difungsikan secara audiovisual. Dalam penelitian ini media pembelajaran yang digunakan adalah koran sebagai media fisual. Dengan menggunakan koran sebagai media fisualisasi pembelajaran maka akan diperoleh fakta sosial keagamaan yang dapat digunakan sebagai bahan pembahasan dalam proses pembelajaran.

Tujuan penggunaan media koran dalam pembelajaran kontekstual antara lain :

1. Menjelaskan fakta, konsep, realitas, kegiatan dan tindakan pembelajaran yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.

2. Mendekatkan pemahaman siswa terhadap materi pembejaran yang dihadapi.

3. Meningkatkan gairah dan minat belajar

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan Media Pembelajaran adalah :

1. Sesuaikan dengan tema, waktu belajar dan tingkat usia siswa.

2. Rumuskan tema pembelajaran dan tugas yang harus dilakukan oleh siswa.

3. Berhentilah sesaat demi sesaat untuk memberikan kesempatan kepada siswa melakukan refleksi (Supriyanto, 2001).

Dengan penjelasan tersebut berarti bahwa korandaat digunakan sebagai media pembelajaran. Mengingat harganya yang murah, dapat menggunakan koran bekas dan mudah didapat, maka media ini dapat diterakan dengan mudah oleh siswa.


BAB III

clip_image005METODE PENELITIAN

A. Obyek Tindakan

Tindakan yang diteliti dalam penelitian Pendidikan Tindakan Kelas ini adalah :

1. Minat siswa untuk belajar menemukan sendiri.

2. Kerjasama dan berkomunikasi dalam proses belajar

3. Keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran.

4. Prestasi belajar yang diperoleh sebagai hasil tindakan.

B. Setting atau Subjek Penelitian

Lokasi atau setting penelitian ini adalah di MI Miftahul Ulum Buluagung Banyuwangi, kelas VI dengan jumlah siswa 20 siswa. Mata pelajaran Fiqih, dengan materi pembahasan Pernikahan, Semester genap, Tahun Pelajaran 2007/2008. Penelitian dilakukan bersama dengan guru Fiqih yang lain selama tiga pertemuan pembelajaran.

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunkan metode observasi dan metode evaluasi. Melalui catatan observasi dan hasil evaluasi penelitian dilakukan hingga 3 siklus bersama mitra kolaborasi.

Catatan observasi dipergunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa dan pemunculan kooperatif siswa, sedangkan evaluasi dilakukan untuk mengukur peningkatan prestasi belajar siswa.

Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang dijumFiqih, kemudian dilanjutkan dengan refleksi dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan salah satu aspek dari kegiatan refleksi adalah evaluasi terhadap keberhasilan dan pencaFiqihan tujuan penelitian.

Dengan metodologi tersebut maka diharapkan hasil penelitian dapat disempurnakan dari siklus pertama kepada siklus berikutnya. Akhirnya pada siklus terakhir, hasil penelitian dapat mencaFiqih tujuan yang diharapkan

D. Metode Analisa Data

Data yang diperoleh berdasarkan hasil observasi pembelajaran dianalisis bersama-sama dengan mitra kolaborasi, kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman guru. Sedangkan prestasi belajar siswa atau hasil evaluasi, dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar siswa.


BAB IV

clip_image006HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas yang mengambil Setting di MIMiftahul Ulum Buluagung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi, pelaksanaannya mengikuti alur sebagai berikut :

1. Perencanaan, meliputi penetapan materi pembelajaran dan penetapan alokasi waktu pelaksanaan.

2. Tindakan, meliputi seluruh proses kegiatan belajar mengajar melalui model pembelajaran konstruksi dengan media televisi.

3. Observasi, dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran, meliputi aktivitas siswa, pengembangan materi, dan hasil belajar siswa.

4. Refleksi, meliputi kegiatan analisis hasil pembelajaran dan sekaligus menyusun rencana perbaikan pada siklus berikutnya.

Pelaksanaan penelitian dilakukan secara kolaborasi dengan guru Agama Islam, yang membantu dalam pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung, sehingga secara tidak langsung kegiatan penelitian bisa menjaga kevalidan hasil penelitian.

B. Penjelasan Per Siklus

Penelitian Tindakan Kelas dengan alur atau tahapan (perencanaan, tindakan, observasi, refleksi) disajikan dalam tiga siklus sebagai berikut :

Tabel I

Siklus 1 (Pertama)

No.

PERENCANAAN

TINDAKAN

OBSERVASI

REFLEKSI

1

¨ Menyusun Satuan pelajaran

¨ Menyiapkan soal/masalah

¨ Menyiapkan blanko observasi

¨ Menyiapkan blanko evaluasi

¨ Menjelaskan KMB secara umum

¨ Membentuk kelompok, 5 kelompok @ 4 anak

¨ Memberikan beberapa masalah

¨ Tiap kelompok memilih masalah sendiri

¨ Diskusi kelompok membahas masalah masing-masing

¨ Membantu secukupnya pada masing-masing kelompok.

¨ Melaksanakan diskusi kelas

¨ Menarik kesimpulan

¨ Mengamati perilaku siswa terhadap penggunaan model belajar siswa

¨ Memantau diskusi/kerjasama antar siswa

¨ Mengamati proses transfer kelompok

¨ Mengamati pemahaman masing-masing anak

¨ Mencatat hasil observasi

¨ Mengevaluasi hasil observasi

¨ Menganalisis hasil pembelajaran

¨ Memperbaiki kelemahan untuk daur berikutnya.

Tabel II

Siklus 2 (Kedua)

No.

PERENCANAAN

TINDAKAN

OBSERVASI

REFLEKSI

2

¨ Menyusun rencana perbaikan

¨ Memadukan hasil refleksi daur I agar daur II lebih efektif.

¨ Menyiapkan blanko obsevasi, angket dan evaluasi

¨ Menjelaskan KMB dan informasi hasil pada daur I

¨ Membentuk kelompok, 5 kelompok @ 4 anak

¨ Memberikan soal/masalah

¨ Diskusi kelompok

¨ Memberikan bantuan secukupnya pada masing-masing kelompok.

¨ Diskusi kelas

¨ Menarik kesimpulan

¨ Mengamati perilaku siswa terhadap penggunaan model belajar siswa

¨ Memantau diskusi/kerjasama antar siswa

¨ Mengamati proses transfer kelompok

¨ Mengamati catatan dan pemahaman masing-masing anak

¨ Mencatat hasil observasi

¨ Mengevaluasi hasil observasi

¨ Menganalisis hasil pembelajaran

¨ Memperbaiki kelemahan untuk daur berikutnya.

Tabel III

Siklus 3 (Ketiga)

No.

PERENCANAAN

TINDAKAN

OBSERVASI

REFLEKSI

2

¨ Menyusun rencana pelajaran perbaikan

¨ Mengoptimalkan waktu

¨ Menyiapkan blanko obsevasi dan evaluasi

¨ Penjelasan umum KMB dan informasi hasil pada daur I

¨ Membentuk kelompok, 5 kelompok @ 4 anak

¨ Memberikan soal/masalah

¨ Diskusi kelompok

¨ Memberikan bantuan secukupnya pada masing-masing kelompok.

¨ Diskusi kelas

¨ Menarik kesimpulan

¨ Mengamati perilaku siswa terhadap penggunaan model belajar siswa

¨ Memantau diskusi/kerjasama antar siswa

¨ Mengamati proses transfer informasi

¨ Mengamati catatan dan pemahaman masing-masing anak

¨ Mencatat hasil observasi

¨ Mengevaluasi hasil observasi

¨ Menganalisis hasil pembelajaran

¨ Menyusun laporan

C. Proses Analisis Data

Proses analisis data dari hasil penelitian meliputi peningkatan prestasi belajar yang ditunjukan dengan meningkatnya nilai test, minat dan aktivitas siswa serta pemunculan ketrampilan kooperatif siswa. Dari ke- 3 siklus tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Siklus 1

Dalam proses pembelajaran siklus pertama pengenalan materi dilakukan dengan diskusi kelas, kemudian dilanjutkan dengan penugasan kelompok dan prasentasi. Hasil penelitian menunjukkan hasil sebagai berikut :

Siswa Aktif = - Kelompok I : 3 siswa

- Kelompok II : 2siswa

- Kelompok III : 1 siswa

- Kelompok IV : 3 siswa

clip_image007clip_image008 - Kelompok V : 2 siswa

Siswa Kooperatif = - Kelompok I : 1 siswa

- Kelompok II : 2 siswa

- Kelompok III : 2 siswa

- Kelompok IV : 1 siswa

- Kelompok V : 2 siswa

Siswa menyelesaikan soal test

- Kelompok I : 2 siswa

- Kelompok II : 2 siswa

- Kelompok III : 3 siswa

- Kelompok IV : 2 siswa

clip_image008[1] - Kelompok V : 2 siswa

Interprestasi

Pada siklus pertama siswa yag aktif masih 11 orang atau 27,5 %, siswa yang mampu bekerja sama degan temanya dengan baik baru berjumlah 8 siswa atau 20 %, sedangkan siswa yang mampu menjawab soal dengan benar juga baru 11 orang atau 27,5 %. Jika dirata – rata ketiga kemampuan siswa dalam pembelajaran pada siklus pertama ini hanya 25 %, atau dengan kata lain baru sekitar 25 % hasil pembelajaran dapat dicaFiqih. Karena itu proses pembelajaran akan diperbaiki untuk siklus berikutnya.

2. Siklus 2

Pada siklus kedua ini proses pembelajaran diperbaiki, seperti perbaikan pada keaktifan siswa dengan menjelaskan dan memberi tugas yang jelas pada anggota masing masing kelompok. Menjelaskan cara kerjasama yang baik dan membagi tugas kelompok dengan lebih jelas. Guru juga menunjukan materi pelajaran yang enting untuk diketahui dan dipahami. Setelah dilakukan perbaikan proses pembelajaranya maka hasilnya sebagai berikut

Siswa Aktif = - Kelompok I : 5 siswa

- Kelompok II : 5 siswa

- Kelompok III : 7 siswa

- Kelompok IV : 6 siswa

clip_image009 - Kelompok V : 6 siswa

Siswa Kooperatif = - Kelompok I : 5 siswa

- Kelompok II : 7 siswa

- Kelompok III : 6 siswa

- Kelompok IV : 5 siswa

clip_image010 - Kelompok V : 5 siswa

Siswa menyelesaikan soal test :

- Kelompok I : 6 siswa -

- Kelompok II : 7 siswa

- Kelompok III : 5 siswa

- Kelompok IV : 6 siswa

clip_image011 - Kelompok V : 5 siswa

Interprestasi

Pada siklus kedua ini hasil observasi dan test evaluasi menunjukkan bahwa siswa yang aktif sejumlah 29 siswa atau 72,5 %, siswa yang bekerjasama dengan baik sejumlah 28 siswa atau 70%, sedangkan hasil evaluasi menujukan siswa yang mengerjakan soal test dengan baik sejumlah 29 siswa atau 72,5 %. Dengan demikian jika dirata – rata maka secara keseluruhan jumlah siswa yang melakukan ketiga indikator berupa aktif, kerjasama dan menyelesaikan soal sejumlah 71,67 %. Hal ini masih sekitar 28,33 % siswa belum dapat melakukan kompetensi yang diharapkan dari materi pembelajaran ini. Dengan demikian maka diperlukan perbaikan ada siklus berikutnya.

3. Siklus 3

Pada siklus ketiga dilakukan perbaikan dalam tiga hal yaitu , pertama, memperbaiki keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan mengadakan persiapan pembelajaran, memperbaiki petunjuk kerja dan menerima saran, masukan dan keluhan dari siswa. Kedua, memperbaiki kerjasama antar siswa dengan menjelaskan secara lebih gamblang bagaimana cara bekerjasama baik dalam tim kelompok maupun dengan kelompok yang lain. Keluhan, saran dan masukan dari siswa diterima dan dibahas untuk mencari jalan pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa. Ketiga, perbaikan hasil pembelajaran dengan memberikan soal yang lebih jelas perintahnya dan cakupan materi yang padat. Hasil dari siklus ketiga adaah sebagai berikut :

Siswa Aktif = - Kelompok I : 8 siswa

- Kelompok II : 8 siswa

- Kelompok III : 8 siswa

- Kelompok IV : 8 siswa

clip_image012 - Kelompok V : 8 siswa

Siswa Kooperatif = - Kelompok I : 8 siswa

- Kelompok II : 8 siswa

- Kelompok III : 8 siswa

- Kelompok IV : 8 siswa

clip_image013 - Kelompok V : 7 siswa

Siswa menyelesaikan soal test

- Kelompok I : 8 siswa

- Kelompok II : 8 siswa

- Kelompok III : 8 siswa

- Kelompok IV : 8 siswa

clip_image014 - Kelompok V : 8 siswa

Interprestasi

Pada siklus ini ketiga hasil pembelajaran sudah memenuhi harapan,. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan aktivitas pada siswa yaitu dari 40 siswa di kelas yang aktif mengikuti proses pembelajarn sejumlah 40 siswa atau 100 %. Siswa yang mampu bekerja sama 39 siswa atau 97,5 %, sedangkan siswa yang mampu menyelesaikan soal sebanyak 40 siswa atau 100 %. Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus ketiga ini maka dapat dikatakan bahwa media koran dapat meningkatkan minat belajar, semangat bekerjasama dan meningkatkan prestasi belajar siswa.

D. Pembahasan dan Pengambilan Keputusan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kontekstual dengan media koran mampu meningkatkan minat, kerjasama antar siswa dan prestasi belajar siswa dalam belajar FIQIH. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan, baik minat aktivitas, kerjasama, maupun prestasi dalam menyelesaikan soal.

Tabel berikut menunjukkan keseluruhan hasil penelitian.

Tabel IV

Profil Hasil Penelitian

Aktivitas

Siswa

Siklus

I

1

27,5 %

II

19

72,5%

III

20

100 %

Keterampilan

Kooperatif

Siklus

I

2

20 %

II

18

70 %

III

20

97,5 %

Hasil Prestasi Belajar

Siklus

I

01

27,5 %

II

19

72,5 %

III

20

100 %


Grafik Hasil Penelitian

clip_image015

Keterangan :

_________ : Hasil Prestasi belajar

------------- : Aktivitas Siswa

…………. : Ketrampilan Kooperatif


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah :

1. Prestasi belajar FIQIH pada materi yang di PTK kan meningkatkan dengan model pembelajaran kontekstual dengan media koran

2. Aktivitas siswa mengalami peningkatan seperti presentasi, diskusi kelompok, diskusi kelas, mengerjakan tugas, mengajukan pertanyaan dari kelompok lain, menjawab pertanyaan dan menyelesaikan soal.

3. Ketrampilan dalam berkerjasama antar siswa semakin berkembang dengan model pembelajaran kontekstual dengan media koran.

B. Saran-saran

Dari kesimpulan diatas dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Pembelajaran FIQIH yang selama ini hanya menggunakan cara-car konvensional seperti ceramah sudah waktunya diganti dengan teknik pembelajaran yang inovatif, kreatif dan menyenangkan seperti model pembelajaran kontekstual.

2. Dengan melihat hasil pembelajaran model kontekstual dengan media koran ini, tentunya dapat di kembangkan dengan pendekatan model atau variasi (inovasi) pembelajaran yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahzab Muttaqin, dkk, 2004 : AKU CINTA ISLAM, FIQIHUNTUK SMP, KURIKULUM 2004, KELAS VII, Klaten ; Cempaka Putih.

Aqib. Zainal. 2003 PROFESIONALISME GURU DALAM PEMBELAJARAN. Surabaya : Insan Cendekia.

---------------,2004; KARYA TULIS ILMIAH BAGI PENGEMBANGAN PROFESI GURU, Bandung, Yrama Widya.

Antonius,2004, PETUNJUK PRAKTIS MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH UNTUK NAIK PANGKAT KE GOLONGAN IV B – IV E: DILENGKAPI CONTOH KARYA TULIS ILMIAH YANG TELAH DINILAI OLEH TIM PUSAT DAN CONTOH MODUL: Untuk Guru, Kepala Sekolah,Pengawas Sekolah: Bandung, Yrama Widya.

Departemen Pendidikan Nasionali. 2003. PETUNJUK KHUSUS PENYUSUNAN SILABUS. FIQIHUNTUK SMP. Dirjen Dikdasmen, Depdiknas, Jakarta ; Depdiknas.

---------------- , 2004, Kurikulum 2004 ; STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN FIQIHSEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAN MADRASAH TSANAWIYAH.

---------------- , 2003, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA, NO : 20/2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL, Jakarta ; Depdiknas.

E.Mulyasa,2005,MENJADI GURU PROFESIONAL ; MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN KREATIF DAN MENYENANGKAN,Bandung, Remaja Rosda Karya.

Kasihani Kasbolah, ES, 2001. PENELITIAN TINDAKAN KELAS, Malang ; Universitas Malang.

M. Nipan Abdul Halim, 2000. MENGHIAS DIRI DENGAN AKHLAK TERPUJI, Yogyakarta ; Mitra Pustaka.

Tim Penyusun Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga 2003, ISLAM AGAMAKU ; FIQIHUNTUK SLTP, Solo : Cempaka Putih.

Supriyanto. 2003. PEMANFAATAN MEDIA CETAK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI ; Makalah Simposium Nasional Indonesia Pembelajaran. Jakarta, Depdiknas Republik Indonesia.

Suyanto, 1997. PEDOMAN PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS : BAGIAN KE SATU PENGENALAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK), Yogyakarta, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Depdiknas, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik, BP3GSD.

----------------, 2003, PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS AL-QUR’AN ; SEBUAH MODEL PENGINTEGRASIAN IMAN DAN TAQWA DENGAN SUMBER AL-QUR’AN, Makalah Lomba Karya Ilmiah Imtaq, Depdiknas Jakarta

Tim Penyusun ; KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA, Depdiknas ; Jakarta, Ihtiar Baru Van Hope.

Lampiran 1

Lembar Observasi

PTK Model Pembelajaran Kontekstual

Mata Pelajaran FIQIH Dengan Media Koran

1. Aktivitas Siswa Dalam KBM

No

Aspek

Aktivitas

Nomor Siswa

Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Mendengarkan Penjelasan guru

Mendengarkan penjelasan teman

Mencatat Materi Penting

Mengerjakan tugas

Berdiskusi dengan teman

Bertanya kepada guru

Menjawab pertanyaan teman/guru

Menjadi pembicara kelompok

Menyimak penjelasan kelompok lain

Usul , saran, dan komentar

2. Aktivitas Siswa Dalam KBM

No

Aspek

Aktivitas

Nomor Siswa

Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

1

2

3

4

5

6

Menghargai pendapat orang lain

Mengambil giliran &berbagi tugas

Memberi kesempatan orang lain berbicara.

Mendengarkan dengan aktif

Kerjasama dalam kelompok

Kemampuan menyamFiqihkan informasi

Banyuwangi, ………….. 2008

Pengamat

______________

Lampiran 2

Lembar Tugas Siswa

Nama : Nomor Kelompok :

No Induk : Nama Ketua Kelompok :

Identitas Kegiatan

Judul Gambar :

Tema gambar :

Nama Koran :

Tgl terbit :

Ringkasan deskripsi gambar / ulasan dalam koran:

Banyuwangi, ………… … 2008

Guru FIQIH Pembuat Laporan

…………………. …………………………

NIP :

# Hasil kegiatan dikumpulkan dan diringkas menjadi satu kelompok.

Lampiran 3

Ringkasan Hasil Kegiatan

1. Nomor Kelompok : …………………………………………………… .

2. Jumlah Anggota : …………………………………………………… .

3. Nama Ketua : …………………………………………………… .

4. Nama-nama Anggota : 1. ………………… . NIS : ……………….

2. ………………… . NIS : ……………….

3. ………………… . NIS : ……………….

4. ………………… . NIS : ……………….

5. ………………… . NIS : ……………….

6. ………………… . NIS : ……………….

7. ………………… . NIS : ……………….

8. ………………… . NIS : ……………….

5. Tema / Masalah :

6. Ringkasan Isi Laporan Kegiatan :

0 komentar:

Post a Comment

Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net
 
Copyright © 2015. Literatur Karya Ilmiah . N-A Shop.com
popok cuci ulang | popok cuci ulang | menstrualpad | Biohikmah | clodi banyuwangi| menspad | celana plastik | cloth diapers
Distributor Clodi 2015 Clodi murahCelana Lampin